Penindasan adalah penggunaan kekerasan,
ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain.
Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan
kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau
ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali
terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas,
atau kemampuan.
Tindakan penindasan terdiri atas empat
jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan
dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, terutama
lingkup sekolah dan lingkungan keluarga. salah satu penyebab terjadinya
penindasan diantaranya adalah contoh buruk dari orang tua, misal orang tuanya
dingin, atau masa bodoh, atau, pada dasarnya, mengajar anak-anak mereka untuk
menggunakan amarah dan kekerasan guna mengatasi suatu masalah. Anak-anak yang
dibesarkan dalam lingkungan seperti itu mungkin tidak menganggap serangan
verbal atau agresi fisik mereka sebagai penindasan. Selain itu perasaan rendah
diri yang kemudian ditutupi dengan sikap perilaku penindasan sebagai bentuk
pertahanan diri. Dampak dari tindakan ini biasanya korban penindasan ini kelak
menyimpan dendam dan menjadi pelaku penindasan kepada kelompok lain. Selain itu
mereka mungkin menjadi murung, lekas marah, frustrasi, atau bertingkah lesu dan
tertutup. Mereka dapat menjadi agresif dengan orang-orang sekitar, kemudian
para korban penindasan dapat mengalami sakit kepala, tidak bisa tidur,
khawatir, dan depresi. Bahkan ada yang mengalami gangguan stres pascatrauma.
Tindakan penindasan bisa terjadi karena
kurang terbukanya seseorang terhadap masalah yang sedang dihadapi sehingga
melampiaskannya dengan cara yang salah. Penindasan memiliki dampak terhadap
masyarakat sekitar
EmoticonEmoticon