Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank melemah
tipis dibandingkan sebelumnya per dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS menguat
karena masih adanya kenaikan suku bunga bertahap mengingat faktor yang
melemahkan inflasi ”memudar” dan fundamental ekonomi AS mulai terihat membaik, perekonomian AS tumbuh lambat
dari. Dengan demikian, suku bunga AS juga diprediksi naik lebih lambat pula. Akan tetapi, kenyataannya
adalah perekonomian AS tumbuh cepat.
Penguatan dolar AS terhadap mata uang dunia,
termasuk rupiah masih cenderung terbatas ditengah harga minyak mentah dunia
yang meningkat. Mata uang komoditas seperti rupiah masih mendapatkan dukungan
dari kenaikan harga minyak mentah sehingga pelemahannya terbatas. Dapat
dikatakan nilai rupiah cenderung masih bergerak mendatar, pemangkasan suku
bunga acuan Bank Indonesia menjadi salah satu faktornya.
Pada akhirnya, ini membuat mata uang
negara-negara berkembang atau emerging markets menurun.
Tidak terkecuali nilai tukar rupiah yang belakangan ini menunjukkan penurunan.
EmoticonEmoticon